Cara Membuat Soal Uraian dan Pedoman Penskoran sesuai Kaidah

Cara Membuat Soal Uraian dan Pedoman Penskoran sesuai Kaidah

Cara Membuat Soal Uraian dan Pedoman Penskoran sesuai Kaidah
Soal Uraian dan Pedoman Penskoran


Pediapendidikan.com - Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.


Berdasarkan cara penskorannya, bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan soal uraian non-objektif.


Soal uraian objektif mengukur kemampuan peserta didik menguraikan konsep tertentu sesuai materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara objektif.


Soal bentuk uraian non-objektif mengukur kemampuan peserta didik menguraikan pendapat terhadap konsep tertentu sesuai materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara subjektif.


Bentuk soal uraian harus memiliki pedoman penskoran yang jelas dan rinci.


Keunggulan dan Keterbatasan Soal Uraian


Berikut ini beberapa keunggulan dan keterbatasan soal uraian.


Keunggulan

  • Dapat mengukur kemampuan menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikiran, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri.


Keterbatasan

  • jumlah materi atau pokok bahasan relatif terbatas.
  • Waktu untuk memeriksa jawaban lama.
  • Penskoran relatif subjektif .
  • Tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah karena sangat tergantung pada penskor tes.


Kaidah Penulisan Soal Uraian


Kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal uraian adalah materi, konstruksi, dan bahasa.


Materi

  • Soal harus sesuai dengan indikator.
  • Pokok soal harus logis ditinjau dari segi materi.
  • Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas.


Konstruksi

  • Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
  • Rumusan pokok soal harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
  • Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban.
  • Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
  • Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.


Bahasa

  • Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
  • Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. Artinya, soal menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik.
  • Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.



Penyusunan Pedoman Penskoran


Pedoman Penskoran adalah panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:

  1. Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif.
  2. Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal uraian non-objektif.


Soal uraian objektif

Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian objektif adalah sebagai berikut:

  1. Tuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal.
  2. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).
  3. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1).
  4. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.


Soal uraian non-objektif

Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian non-objektif sebagai berikut:

  1. Tuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya.
  2. Tetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban. a. Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar. b. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak sesuai dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3.
  3. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.



Prosedur Penskoran pada Soal Uraian


Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan adil.


Pemberian skor pada soal uraian objektif

  • Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
  • Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1, sedangkan yang tidak sesuai diberi skor 0. Tidak ada skor selain 0 dan 1.


Pemberian skor pada soal uraian non-objektif

  • Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
  • Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban dan kriteria jawaban.


Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.



Contoh Soal Uraian Objektif

Perhatikan gambar berikut!

Contoh Soal Uraian Objektif


Contoh Soal Uraian Non-objektif

Contoh Soal Uraian Non-objektif


Pedoman Penskoran Soal Uraian Non-objektif

Pedoman Penskoran


Perhitungan Nilai Soal Uraian

Perhatikan gambar berikut!

Perhitungan Nilai Soal Uraian

Demikian yang dapat kami sampaikan tentang Cara Membuat Soal Uraian dan Pedoman Penskoran sesuai Kaidah yang kami kutip melalui melalui buku panduan Panduan Penilaian Tes Tertulis yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan.


Semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Posting Komentar untuk "Cara Membuat Soal Uraian dan Pedoman Penskoran sesuai Kaidah"